Jadwal Sholat

KIAT MENJADI REMAJA MUSLIM YANG SUKSES

Oleh: Atam Rustam
“Sukses adalah proses perjuangan untuk menjadi lebih”. Kesuksesan adalah dambaan setiap orang. Sukses belajar, bekerja, atau sukses dalam bidang-bidang lain.
Mental yang membaja adalah salah satu kunci sukses dalam kehidupan. Tetapi, hanya akan membawa kehancuran dan malapetaka. Supaya umat islam maju dan dapat bersaing didunia, maka umat islam harus memperkuat mentalnya, mengubah mental yang lemah menjadi kuat dengan didasari iman dan taqwa kepada Alloh. Sebab hanya dengan mental yang kuat yang didasari iman dan taqwalah yang akan dapat membawa manusia kepada kesuksesan dan kebahagiaan.
Ada 4 langkah untuk mencapai kesuksesan
1.      Berpikir ikhlas dan positif, stabil menghadapkan diri kepada Alloh dan Rasul-Nya.
Pada saat pertama kali mencoba taat kepada Alloh, mungkin kalian merasa berat. Tabah dan sabarlah menghadapinya, sampai ketaatanmu kepada Alloh menjadi suatu kebiasaan yang kalian lakukan dengan penuh kesadaraan.
Sesungguhnya didalah ketaatan kepada Alloh itu tersimpan kenikmatan dan kebahagiaan yang tidak dapat dicapai, kecuali dengan berulang kali menghadapi cobaan. Yakinlah dengan teguh dan mantap, bahwa kebaikan itu adalah apa yang Alloh pilihkan buatmu, bukan yang engkau pilih buatmu sendiri. Jangan mengikuti hawa napsu, jangan mengerjakan sesuatu yang tidak berguna, dan jangan taat pada makhluk baik mulia atau hina (dalam pandanganmu), sehingga menghalangi dirimu untuk taat dan beribadah kepada Alloh. Selain itu, kalian wajib menaati Rasulullah SAW yang mulia. Alloh berfirman:
ومن يطع الله ورسوله يذخله خنت تجري من تحتها الانهر ومن يتول يعذبه عذابا اليما
Barang siapa yang taat kepada Alloh dan Rasul-Nya, niscaya Alloh akan memasukannya kedalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, dan barangsiapa yang berpaling niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang pedih”. (QS. Al-Fath 48:17)
2.      Berbakti kepada orang tua
Salahs atu langkah untuk mencapai kesuksesan adalah berbakti kepada kedua orang tua, karena anak yang berbakti kepada orang tuanya akan mendapatkan rezeki yang penuh berkah dari Alloh. Nabi SAW bersabda:
عن أنس رضي الله عنه قال : قال صلى الله عليه وسلم من أحب أن يمد له في عمره وان يزاد له فى رزقه فليبر والديه وليصل رحمه (رواه أحمد)
“Dari Anas r.a. ia berkata : “Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezekinya, hendaklah ia berbakti kepada orang tuanya dan menyambung tali silaturahmi”.
3.      Menuntut ilmu
Dalam sebuah ungkapan yang sangat populer dikatakan :
“Barangsiapa yang menghendaki keberuntungan dunia, maka harus dengan ilmu pengetahuan, dan barang siapa yang menghendaki keberuntungan di dalam kehidupan akhirat, maka harus dengan ilmu pengetahuan. Dan barangsiapa yang menghendaki keberuntungan dunia dan akhirat, maka harus dengan ilmu pengetahuan.”
Berdasarkan ungkapan diatas, jelaslah bahwa ilmu pengetahuan adalah salah satu kunci pembuka kesuksesan dan membawa kita mencapai derajat yang tinggi. Alloh berfirman.
يرفع الله الذين امنوامنكم والذين اوتواالعلم درجات والله بما تعملون خبير
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al- Mujadalah 58 :11)
Alloh telah meletakkan dalam akal dan fitrah manusia anggapan yang baik terhadap kejujuran, keadilan, kebaikan, kehormatan diri, keberanian, kemuliaan akhlak, penuaian amanat, dan menyambung silaturahmi.
Tapi, ingatlah! Jika kalian mempunyai ilmu pengetahuan, maka engkau harus tawadu’ (rendah hati), karena tawadu’ dan akhlak yang mulia itu adalah hiasan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang baik dan dibarengi dengan ketaqwaan kepada Alloh adalah salah satu kunci kesuksesan dunia dan akhirat.
4.      Gemar membaca
Membaca adalah salah salah satu langkah untuk mencapai kesuksesan, sebab membaca menyebabkan kita mendapat ilmu pengentahuan. Dengan ilmu pengetahuan, manusia akan meraih berbagai kemudahan dan keberuntungan didalam kehidupan, mencapai kesuksesan didunia maupun diakhirat. Alloh berfirman:
اقراباسم ربك الذى خلق. خلق الانسان من علق. اقرأ وربك الاكرم. الذي علم بالقلم. علم الانسان ما لم يعلم.
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”(QS. Al-Alaq 96:1-5)
Islam bukan hanya sebuah agama, tetapi sebuah “peradaban”, sementara eksistensi suatu peradaban sangat dipengaruhi kesadaran membaca pemilik peradaban ini. Semakin banyak seseorang membaca, maka semakin tinggi pula peradabannya.


Bahan bacaan yang harus kalian baca jangan sembarangan. Pilihlah bacaan-bacaan yang dapat memberikan dukungan bagi kesuksesan kalian seperti ayat-ayat Alloh, baik ayat yang difirmankan (al-quran) atau ayat-ayat kauniyah yang berupa alam semesta di sekeliling kita. Selain itu, bacalah buku-buku atau tulisan-tulisan yang dapat memberi  banyak informasi tentang ilmu pengetahuan.
Dengan membaca, pengetahuan dan ilmu kalian akan bertambah. Selanjutnya ilmu pengetahuan ini akan memberikan pengaruh kepribadian dan kematangan pola pikir kalian. Dengan banyak membaca , kalian akan mengetahui cara dan langkah yang tepat untuk mengembangkan kepribadian dalam rangka menggapai dunia dan akhirat.
 
Copyright: Pesantren Yayasan KH. Zainal Musthafa Sukamanah Tasikmalaya Jawa Barat Indonesia


Leia Mais

KISAH MALAIKAT JIBRIL DAN MALAIKAT MIKAIL MENANGIS

Dalam sebuah kitab karangan Imam al-Ghazali menyebutkan bahwa iblis laknatullah itu sesungguhnya namanya disebut sebagai al-Abid (ahli ibadah) pada langit yang pertama, pada langit yang keduanya disebut az-Zahid. Pada langit ketiga, namanya disebut al-Arif. Pada langit keempat, namanya adalah al-Wali. Pada langit kelima, namanya disebut at-Taqi. Pada langit keenam namanya disebut al-Kazin. Pada langit ketujuh namanya disebut Azazil manakala dalam Luh Mahfudz, namanya ialah iblis.

Dia (iblis) lupa akibat urusannya. Maka Allah s.w.t. telah memerintahkannya sujud kepada Adam. Lalu iblis berkata, "Adakah Engkau mengutamakannya daripada aku, sedangkan aku lebih baik daripadanya. Engkau jadikan aku daripada api dan Engkau jadikan Adam daripada tanah." Lalu Allah s.w.t. berfirman yang maksudnya, "Aku membuat apa yang aku kehendaki." Oleh kerana iblis laknatullah memandang dirinya penuh keagungan, maka dia enggan sujud kepada Adam a.s. kerana bangga dan sombong. Dia berdiri tegak sampai saatnya malaikat bersujud dalam waktu yang berlalu. Ketika para malaikat mengangkat kepala mereka, mereka mendapati iblis laknatullah tidak sujud sedang mereka telah selesai sujud. Maka para malaikat bersujud lagi bagi kali kedua kerana bersyukur, tetapi iblis laknatullah tetap angkuh dan enggan sujud. Dia berdiri tegak dan memaling dari para malaikat yang sedang bersujud. Dia tidak ingin mengikut mereka dan tidak pula dia merasa menyesal atas keengganannya.

Kemudian Allah s.w.t. merubahkan mukanya pada asalnya yang sangat indah cemerlangan kepada bentuk seperti babi hutan. Allah s.w.t. membentukkan kepalanya seperti kepala unta, dadanya seperti daging yang menonjol di atas punggung, wajah yang ada di antara dada dan kepala itu seperti wajah kera, kedua matanya terbelah pada sepanjang permukaan wajahnya. Lubang hidungnya terbuka seperti cerek tukang bekam, kedua bibirnya seperti bibir lembu, taringnya keluar seperti taring babi hutan dan janggut terdapat sebanyak tujuh helai.

Setelah itu, lalu Allah s.w.t. mengusirnya dari syurga, bahkan dari langit, dari bumi dan ke beberapa jazirah. Dia tidak akan masuk ke bumi melainkan dengan cara sembunyi. Allah s.w.t. melaknatinya sehingga ke hari kiamat kerana dia menjadi kafir. Walaupun iblis laknatullah itu pada sebelumnya sangat indah cemerlang rupanya, mempunyai sayap empat, banyak ilmu, banyak ibadah serta menjadi kebanggan para malaikat dan pemukanya, dan dia juga pemimpin para malaikat karubiyin dan banyak lagi, tetapi semua itu tidak menjadi jaminan sama sekali baginya.

Ketika Allah s.w.t. membalas tipu daya iblis laknatullah, maka menangislah Jibril a.s.dan Mikail. Lalu Allah s.w.t. berfirman yang bermaksud, "Apakah yang membuat kamu menangis?" Lalu mereka menjawab, "Ya Allah! Kami tidaklah aman dari tipu dayamu." Firman Allah s.w.t. bagi bermaksud, "Begitulah aku. Jadilah engkau berdua tidak aman dari tipu dayaku." Setelah diusir, maka iblis laknatullah pun berkata, "Ya Tuhanku, Engkau telah mengusir aku dari Syurga disebabkan Adam, dan aku tidak menguasainya melainkan dengan penguasaan-Mu."

Lalu Allah s.w.t. berfirman yang bermaksud, "Engkau dikuasakan atas dia, yakni atas anak cucunya, sebab para nabi adalah maksum." Berkata lagi iblis laknatullah, "Tambahkanlah lagi untukku." Allah s.w.t. berfirman yang maksudnya, "Tidak akan dilahirkan seorang anak baginya kecuali tentu dilahirkan untukmu dua padanya." Berkata iblis laknatullah lagi, "Tambahkanlah lagi untukku." Lalu Allah s.w.t. berfirman dengan maksud, "Dada-dada mereka adalah rumahmu, engkau berjalan di sana sejalan dengan peredaran darah." Berkata iblis laknatullah lagi, "Tambahkanlah lagi untukku." Maka Allah s.w.t. berfirman lagi yang bermaksud, "Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukan yang berjalan kaki, ertinya mintalah tolong menghadapi mereka dengan pembantu-pembantumu, baik yang naik kuda mahupun yang berjalan kaki. Dan berserikatlah dengan mereka pada harta, iaitu mendorong mereka mengusahakannya dan mengarahkannya ke dalam haram."

"Dan pada anak-anak, iaitu dengan menganjurkan mereka dalam membuat perantara mendapat anak dengan cara yang dilarang, seperti melakukan senggama dalam masa haid, berbuat perkara-perkara syirik mengenai anak-anak itu dengan memberi nama mereka Abdul Uzza, menyesatkan mereka dengan cara mendorong ke arah agama yang batil, mata pencarian yang tercela dan perbuatan-perbuatan yang jahat dan berjanjilah mereka." (Hal ini ada disebutkan dalamsurah al-Isra ayat 64 yang bermaksud : "Gerakkanlah orang yang engkau kuasai di antara mereka dengan suara engkau dan kerahkanlah kepada mereka tentera engkau yang berkuda dan yang berjalan kaki dan serikanlah mereka pada harta dan anak-anak dan berjanjilah kepada mereka. Tak ada yang dijanjikan iblis kepada mereka melainkan (semata-mata) tipuan."
Leia Mais

KISAH BERPISAHNYA ROH DARI JASAD

Dalam sebuah hadith daripada Aisyah r.a katanya, "Aku sedang duduk bersila di dalam rumah. Tiba-tiba Rasulullah s.a.w. datang dan masuk sambil memberi salam kepadaku. Aku segera bangun kerana menghormati dan memuliakannya sebagaimana kebiasaanku di waktu baginda masuk ke dalam rumah. Rasulullah s.a.w. bersabda, "Duduklah di tempat duduk, tidak usahlah berdiri, wahai Ummul Mukminin." Maka Rasulullah s.a.w. duduk sambil meletakkan kepalanya di pangkuanku, lalu baginda berbaring dan tertidur.

Maka aku hilangkan uban pada janggutnya, dan aku dapat 19 rambut yang sudah putih. Maka terfikirlah dalam hatiku dan aku berkata, "Sesungguhnya baginda akan meninggalkan dunia ini sebelum aku sehingga tetaplah satu umat yang ditinggalkan olehnya nabinya." Maka aku menangis sehingga mengalir air mataku jatuh menitis pada wajah baginda. Baginda s.a.w. terbangun dari tidurnya seraya bertanya, "Apakah sebabnya sehingga engkau menangis wahai Ummul Mukminin?" Masa aku ceritakan kisah tadi kepadanya, lalu Rasulullah s.a.w. bertanya, "Keadaan bagaimanakah yang hebat bagi mayat?" Kataku, "Tunjukkan wahai Rasulullah!"

Rasulullah s.a.w. berkata, "Engkaulah katakan!," Jawab Aisyah r.a : "Tidak ada keadaan lebih hebat bagi mayat ketika keluarnya mayat dari rumahnya di mana anak-anaknya sama-sama bersedih hati di belakangnya. Mereka sama-sama berkata, "Aduhai ayah, aduhai ibu! Ayahnya pula mengatakan: "Aduhai anak!" Rasulullah s.a.w. bertanya lagi: "Itu juga termasuk hebat. Maka, manakah lagi yang lebih hebat daripada itu?" Jawab Aisyah r.a : "Tidak ada hal yang lebih hebat daripada mayat ketika ia diletakkan ke dalam liang lahad dan ditimbuni tanah ke atasnya. Kaum kerabat semuanya kembali. Begitu pula dengan anak-anak dan para kekasihnya semuanya kembali, mereka menyerahkan kepada Allah berserta dengan segala amal perbuatannya." Rasulullah s.a.w. bertanya lagi, "Adakah lagi yang lebih hebat daripada itu?" Jawab Aisyah, "Hanya Allah dan Rasul-Nya sahaja yang lebih tahu."

Maka bersabda Rasulullah s.a.w.: "Wahai Aisyah, sesungguhnya sehebat-hebat keadaan mayat ialah ketika orang yang memandikan masuk ke rumahnya untuk memandikannya. Maka keluarlah cincin di masa remaja dari jari-jarinya dan ia melepaskan pakaian pengantin dari badannya. Bagi para pemimpin dan fuqaha, sama melepaskan serban dari kepalanya untuk dimandikan."Di kala itu rohnya memanggil, ketika ia melihat mayat dalam keadaan telanjang dengan suara yang seluruh makhluk mendengar kecuali jin dan manusia yang tidak mendengar. Maka berkata roh, "Wahai orang yang memandikan, aku minta kepadamu kerana Allah, lepaskanlah pakaianku dengan perlahan-lahan sebab di saat ini aku berehat dari kesakitan sakaratul maut." Dan apabila air disiram maka akan berkata mayat, "Wahai orang yang memandikan akan roh Allah, janganlah engkau menyiram air dalam keadaan yang panas dan janganlah pula dalam keadaan sejuk kerana tubuhku terbakar dari sebab lepasnya roh," Dan jika mereka memandikan, maka berkata roh: "Demi Allah, wahai orang yang memandikan, janganlah engkau gosok tubuhku dengan kuat sebab tubuhku luka-luka dengan keluarnya roh."

Apabila telah selesai dari dimandikan dan diletakkan pada kafan serta tempat kedua telapaknya sudah diikat, maka mayat memanggil, "Wahai orang yang memandikanku, janganlah engkau kuat-kuatkan dalam mengafani kepalaku sehingga aku dapat melihat wajah anak-anakku dan kaum keluargaku sebab ini adalah penglihatan terakhirku pada mereka. Adapun pada hari ini aku dipisahkan dari mereka dan aku tidakakan dapat berjumpa lagi sehingga hari kiamat." Apabila mayat dikeluarkan dari rumah, maka mayat akan menyeru, "Demi Allah, wahai jemaahku, aku telah meninggalkan isteriku menjadi janda, maka janganlah kamu menyakitinya. Anak-anakku telah menjadi yatim, janganlah menyakiti mereka. Sesungguhnya pada hari ini aku akan dikeluarkan dari rumahku dan meninggalkan segala yang kucintai dan aku tidak lagi akan kembali untuk selama-lamanya."

Apabila mayat diletakkan ke dalam keranda, maka berkata lagi mayat, "Demi Allah, wahai jemaahku, janganlah kamu percepatkan aku sehingga aku mendengar suara ahliku, anak-anakku dan kaum keluargaku. Sesungguhnya hari ini ialah hari perpisahanku dengan mereka sehingga hari kiamat."
Leia Mais

Inilah Yang Terjadi Jika Iblis Sudah Membentangkan Sajadah



Inilah Yang Terjadi Jika Iblis Sudah Membentangkan Sajadah,

Siang menjelang dzuhur. Salah satu Iblis ada di Masjid. Kebetulan hari itu Jum'at, saat berkumpulnya orang. Iblis sudah ada dalam Masjid. Ia tampak begitu khusyuk. Orang mulai berdatangan. Iblis menjelma menjadi ratusan bentuk & masuk dari segala penjuru, lewat jendela, pintu, ventilasi, atau masuk lewat lubang pembuangan air.

Pada setiap orang, Iblis juga masuk lewat telinga, ke dalam syaraf mata, ke dalam urat nadi, lalu menggerakkan denyut jantung setiap para jamaah yang hadir. Iblis juga menempel di setiap sajadah. "Hai, Blis!", panggil Kiai, ketika baru masuk ke Masjid itu. Iblis merasa terusik : "Kau kerjakan saja tugasmu, Kiai. Tidak perlu kau larang-larang saya. Ini hak saya untuk menganggu setiap orang dalam Masjid ini!", jawab Iblis ketus.

"Ini rumah Tuhan, Iblis! Tempat yang suci, Kalau kau mau ganggu, kau bisa diluar nanti!", Kiai mencoba mengusir.
"Kiai, hari ini, adalah hari uji coba sistem baru". Kiai tercenung. "Saya sedang menerapkan cara baru, untuk menjerat kaummu". "Dengan apa?"
"Dengan sajadah!"
"Apa yang bisa kau lakukan dengan sajadah, Blis?"
"Pertama, saya akan masuk ke setiap pemilik saham industri sajadah. Mereka akan saya jebak dengan mimpi untung besar. Sehingga, mereka akan tega memeras buruh untuk bekerja dengan upah di bawah UMR, demi keuntungan besar!"

"Ah, itu kan memang cara lama yang sering kau pakai. Tidak ada yang baru,Blis?"
"Bukan itu saja Kiai..."
"Lalu?"
"Saya juga akan masuk pada setiap desainer sajadah. Saya akan menumbuhkan gagasan, agar para desainer itu membuat sajadah yang lebar-lebar"
"Untuk apa?"
"Supaya, saya lebih berpeluang untuk menanamkan rasa egois di setiap kaum yang Kau pimpin, Kiai! Selain itu, Saya akan lebih leluasa, masuk dalam barisan sholat. Dengan sajadah yang lebar maka barisan shaf akan renggang. Dan saya ada dalam kerenganggan itu. Di situ Saya bisa ikut membentangkan sajadah".

Dialog Iblis dan Kiai sesaat terputus. Dua orang datang, dan keduanya membentangkan sajadah. Keduanya berdampingan. Salah satunya, memiliki sajadah yang lebar. Sementara, satu lagi, sajadahnya lebih kecil. Orang yang punya sajadah lebar seenaknya saja membentangkan sajadahnya, tanpa melihat kanan-kirinya. Sementara, orang yang punya sajadah lebih kecil, tidak enak hati jika harus mendesak jamaah lain yang sudah lebih dulu datang. Tanpa berpikir panjang, pemilik sajadah kecil membentangkan saja sajadahnya, sehingga sebagian sajadah yang lebar tertutupi sepertiganya.

Keduanya masih melakukan sholat sunnah.
"Nah, lihat itu Kiai!", Iblis memulai dialog lagi.
"Yang mana?"
"Ada dua orang yang sedang sholat sunnah itu. Mereka punya sajadah yang berbeda ukuran. Lihat sekarang, aku akan masuk diantara mereka".

Iblis lenyap.
Ia sudah masuk ke dalam barisan shaf.
Kiai hanya memperhatikan kedua orang yang sedang melakukan sholat sunah. Kiai akan melihat kebenaran rencana yang dikatakan Iblis sebelumnya. Pemilik sajadah lebar, rukuk. Kemudian sujud. Tetapi, sembari bangun dari sujud, ia membuka sajadahya yang tertumpuk, lalu meletakkan sajadahnya di atas sajadah yang kecil. Hingga sajadah yang kecil kembali berada di bawahnya. Ia kemudian berdiri. Sementara, pemilik sajadah yang lebih kecil, melakukan hal serupa.

Ia juga membuka sajadahnya, karena sajadahnya ditumpuk oleh sajadah yang lebar. Itu berjalan sampai akhir sholat. Bahkan, pada saat sholat wajib juga, kejadian-kejadian itu beberapa kali terihat di beberapa masjid. Orang lebih memilih menjadi di atas, ketimbang menerima di bawah. Di atas sajadah, orang sudah berebut kekuasaan atas lainnya. Siapa yang memiliki sajadah lebar, maka, ia akan meletakkan sajadahnya diatas sajadah yang kecil. Sajadah sudah dijadikan Iblis sebagai pembedaan kelas.

Pemilik sajadah lebar, diindentikan sebagai para pemilik kekayaan, yang setiap saat harus lebih di atas dari pada yang lain. Dan pemilik sajadah kecil, adalah kelas bawah yang setiap saat akan selalu menjadi sub-ordinat dari orang yang berkuasa.

Di atas sajadah, Iblis telah mengajari orang supaya selalu menguasai orang lain.
"Astaghfirullahal adziiiim ", ujar sang Kiai pelan.
Leia Mais

KISAH LUQMAN AL-HAKIM DENGAN TELATAH MANUSIA


Dalam sebuah riwayat menceritakan, pada suatu hari Luqman Hakim telah masuk ke dalam pasar dengan menaiki seekor himar, manakala anaknya mengikut dari belakang. Melihat tingkah laku Luqman itu, setengah orang pun berkata, 'Lihat itu orang tua yang tidak bertimbang rasa, sedangkan anaknya dibiarkan berjalan kaki." Setelah mendengarkan desas-desus dari orang ramai maka Luqman pun turun dari himarnya itu lalu diletakkan anaknya di atas himar itu. Melihat yang demikian, maka orang di passar itu berkata pula, "Lihat orang tuanya berjalan kaki sedangkan anaknya sedap menaiki himar itu, sungguh kurang adab anak itu."

Sebaik sahaja mendengar kata-kata itu, Luqman pun terus naik ke atas belakang himar itu bersama-sama dengan anaknya. Kemudian orang ramai pula berkata lagi, "Lihat itu dua orang menaiki seekor himar, adalah sungguh menyiksakan himar itu." Oleh kerana tidak suka mendengar percakapan orang, maka Luqman dan anaknya turun dari himar itu, kemudian terdengar lagi suara orang berkata, "Dua orang berjalan kaki, sedangkan himar itu tidak dikenderai." Dalam perjalanan mereka kedua beranak itu pulang ke rumah, Luqman Hakim telah menasihatai anaknya tentang sikap manusia dan telatah mereka, katanya, "Sesungguhnya tiada terlepas seseorang itu dari percakapan manusia. Maka orang yang berakal tiadalah dia mengambil pertimbangan melainkan kepada Allah s.w.t. sahaja. Barang siapa mengenal kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangannya dalam tiap-tiap satu."

Kemudian Luqman Hakim berpesan kepada anaknya, katanya, "Wahai anakku, tuntutlah rezeki yang halal supaya kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya tiadalah orang fakir itu melainkan tertimpa kepadanya tiga perkara, iaitu tipis keyakinannya (iman) tentang agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayai orang) dan hilang kemuliaan hatinya (keperibadiannya), dan lebih celaka lagi daripada tiga perkara itu ialah orang-orang yang suka merendah-rendahkan dan meringan-ringankannya."
Leia Mais

KELEBIHAN AYAT KURSI


 
 
        Dari Anas bin Malik r.a. berkata, "Rasulullah s.a.w. bersabda : "Apabila seseorang dari umatku membaca ayat Kursi 12 kali, kemudian dia berwuduk dan mengerjakan solat subuh, nescaya Allah akan menjaganya dari kejahatan syaitan dan darjatnya sama dengan orang yang membaca seluruh al-Quran sebanyak tiga kali, dan pada hari kiamat ia akan diberi mahkota dari cahaya yang menyinari semua penghuni dunia."
Berkata Anas bin Malik, "Ya Rasulullah, apakah hendak dibaca setiap hari?"

Sabda Rasulullah s.a.w., " Tidak, cukuplah membacanya pada setiap hari Jumaat."
Umat-umat dahulu hanya sedikit sahaja yang mempercayai rasul-rasul mereka dan itu pun apabila mereka melihat mukjizat secara langsung. Kita sebagai umat Islam tidak boleh ragu-ragu tentang apa yang diterangkan oleh Allah s.w.t. dan Rasul. Janganlah kita ragu-ragu tentang al-Quran, hadis dan sunnah Rasul kita. Janganlah kita menjadi seperti umat yang terdahulu yang mana mereka itu lebih suka banyak bertanya dan hendak melihat bukti-bukti terlebih dahulu sebelum mereka beriman.

Setiap satu yang dianjurkan oleh Rasulullah s.a.w. kepada kita adalah untuk kebaikan kita sendiri. Rasulullah s.a.w. menyuruh kita mengamalkan membaca surah Kursi. Kehebatan ayat ini telah diterangkan dalam banyak hadis. Kehebatan ayat Kursi ini adalah untuk kita juga, yakni untuk menangkis gangguan syaitan dan kuncu-kuncunya di samping itu kita diberi pahala. Begitu juga dengan surah al-Falaq, surah Yasin dan banyak lagi ayat-ayat al-Quran yang mempunyai keistimewaannya. Setiap isi al-Qur'an itu mempunyai kelebihan yang tersendiri. Oleh itu kita umat Islam, janganlah ada sedikit pun keraguan tentang ayat-ayat al-Quran, hadis Rasulullah s.a.w. dan sunnah Baginda s.a.w. Keraguan dan was-was itu datangnya dari syaitan laknatullah.
Leia Mais

Anak Kecil yang Takut Api Neraka


      Dalam sebuah riwayat menyatakan bahawa ada seorang lelaki tua sedang berjalan-jalan di tepi sungai, sedang dia berjalan-jalan dia terpandang seorang anak kecil sedang mengambil wudhu' sambil menangis.
Apabila orang tua itu melihat anak kecil tadi menangis, dia pun berkata, "Wahai anak kecil kenapa kamu menangis?" Maka berkata anak kecil itu, "Wahai pakcik saya telah membaca ayat al-Quran sehingga sampai kepada ayat yang berbunyi, "Yaa ayyuhal ladziina aamanuu quu anfusakum" yang bermaksud, "Wahai orang-orang yang beriman, jagalah olehmu sekalian akan dirimu." Saya menangis sebab saya takut akan dimasukkan ke dalam api neraka." Berkata orang tua itu, "Wahai anak, janganlah kamu takut, sesungguhnya kamu terpelihara dan kamu tidak akan dimasukkan ke dalam api neraka." Berkata anak kecil itu, "Wahai pakcik, pakcik adalah orang yang berakal, tidakkah pakcik lihat kalau orang menyalakan api maka yang pertama sekali yang mereka akan letakkan ialah ranting-ranting kayu yang kecil dahulu kemudian baru mereka letakkan yang besar. Jadi tentulah saya yang kecil ini akan dibakar dahulu sebelum dibakar orang dewasa." Berkata orang tua itu, sambil menangis, "Sesungguh anak kecil ini lebih takut kepada neraka daripada orang yang dewasa maka bagaimanakah keadaan kami nanti?"
Leia Mais

KISAH SEORANG KRISTIAN MASUK ISLAM


          Alkisah disebutkan bahawa di kota Array terdapat Qadhi yang kaya-raya. Suatu hari kebetulan hari Asyura' datanglah seorang miskin meminta sedekah. Berkatalah si miskin tadi, "Wahai tuan Qadhi, adalah saya seorang miskin yang mempunyai tanggungan keluarga. Demi kehormatan dan kemuliaan hari ini, saya meminta pertolongan daripada tuan, maka berilah saya sedekah sekadarnya berupa sepuluh keping roti, lima potong daging dan duit dua dirham." Qadhi menjawab, "Datanglah selepas waktu zohor!"

Selepas sembahyang zohor orang miskin itu pun datang demi memenuhi janjinya. Sayangnya si Qadhi kaya itu tidak menepati janjinya dan menyuruh si miskin datang lagi selepas sembahyang Asar. Apabila dia datang selepas waktu yang dijanjikan untuk kali keduanya itu, ternyata si Qadhi tidak memberikan apa-apa. Maka beredarlah simiskin dari rumah si Qadhi dengan penuh kecewa. Di waktu si miskin jalan mencari-cari, ia melintas di depan seorang kristian sedang duduk-duduk di hadapan rumahnya. Kepada orang Kristian itu si miskin minta sedekah, "Tuan, demi keagungan dan kebesaran hari ini berilah saya sedekah untuk menyara keluarga saya."

Si Kristian bertanya, "Hari apakah hari ini?" "Hari ini hari Asyura", kata si miskin, sambil menerangkan keutamaan dan kisah-kisah hari Asyura'. Rupanya orang Kristian itu sangat tertarik mendengar cerita si peminta sedekah dan hatinya berkenan untuk memberi sedekah. Berkata si Kristian, "Katakan apa hajatmu padaku!" Berkata si peminta sedekah, "Saya memerlukan sepuluh keping roti, lima ketul daging dan wang dua dirham sahaja." Dengan segera ia memberi si peminta sedekah semua keperluan yang dimintanya. Si peminta sedekah pun balik dengan gembira kepada keluarganya. Adapun Qadhi yang kedekut telah bermimpi di dalam tidurnya.

"Angkat kepalamu!" kata suara dalam mimpinya. Sebaik sahaja ia mengangkat kepala, tiba-tiba tersergam di hadapan matanya dua buah bangunan yang cantik. Sebuah bangunan diperbuat dari batu-bata bersalut emas dan sebuah lagi diperbuat daripada yaqut yang berkilau-kilauan warnanya. Ia bertanya, "Ya Tuhan, untuk siapa bangunan yang sangat cantik ini?" Terdengar jawapan, "Semua bangunan ini adalah untuk kamu andaikan sahaja kamu mahu memenuhi hajat si peminta sedekah itu. Kini bangunan itu dimiliki oleh seorang Kristian."

Apabila Qadhi bangun dari tidurnya,iapun pergi kepada Kristian yang dimaksudkan dalam mimpinya. Qadhi bertanya kepada si Kristian, "Amal apakah gerangan yang kau buat semalam hingga kau dapat pahala dua buah bangunan yang sangat cantik?" Orang Kristian itu pun menceritakan tentang amal yang diperbuatnya bahawa ia telah bersedekah kepada fakir miskin yang memerlukannya pada hari Asyura' itu.
Kata Qadhi, "Juallah amal itu kepadaku dengan harga seratus ribu dirham." Kata si Kristian, "Ketahuilah wahai Qadhi, sesungguhnya amal baik yang diterima oleh Allah tidak dapat diperjual-belikan sekalipun dengan harga bumi serta seisinya." Kata Qadhi, "Mengapa anda begitu kedekut, sedangkan anda bukan seorang Islam?"
Ketika itu juga orang Kristian itu membuang tanda salibnya dan mengucapkan dua kalimah syahadat serta mengakui kebenaran agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad s.a.w. 
 
Subhanalloh........Semoga Allah SWT Selalu merahmati jalan kehidupannya dan membukakan pintu hidayah umat yang lain.
Leia Mais

Kisah Unta


      Setelah berbagai usaha oleh kaum Quraisy untuk menyekat dan menghapuskan penyebaran agama Islam menemui kegagalan, maka Abu Jahal semakin benci terhadap Rasulullah s.a.w. Kebencian Abu Jahal ini tidak ada tolok bandingnya, malah melebihi kebencian Abu Lahab terhadap Rasulullah s.a.w. Melihatkan agama Islam semakin tersebar, Abu Jahal pun berkata kepada kaum Quraisy di dalam suatu perhimpunan, "Hai kaumku! Janganlah sekali-kali membiarkan Muhammad menyebarkan ajaran barunya dengan sesuka hatinya. Ini adalah kerana dia telah menghina agama nenek moyang kita, dia mencela tuhan yang kita sembah. Demi Tuhan, aku berjanji kepada kamu sekalian, bahawa esok aku akan membawa batu ke Masjidil Haram untuk dibalingkan ke kepala Muhammad ketika dia sujud. Selepas itu, terserahlah kepada kamu semua samada mahu menyerahkan aku kepada keluarganya atau kamu membela aku dari ancaman kaum kerabatnya. Biarlah orang-orang Bani Hasyim bertindak apa yang mereka sukai."

Tatkala mendengar jaminan daripada Abu Jahal, maka orang ramai yang menghadiri perhimpunan itu berkata secara serentak kepadanya, "Demi Tuhan, kami tidak akan sekali-kali menyerahkan engkau kepada keluarga Muhammad. Teruskan niatmu." Orang ramai yang menghadiri perhimpunan itu merasa bangga mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Abu Jahal bahawa dia akan menghapuskan Muhammad kerana jika Abu Jahal berjaya menghapuskan Rasulullah s.a.w. bererti akan terhapuslah segala keresahan dan kesusahan mereka selama ini yang disebabkan oleh kegiatan Rasulullah s.a.w. menyebarkan agama Islam di kalangan mereka.

Dalam pada itu, terdapat juga para hadirin di situ telah mengira-ngira perbelanjaan untuk mengadakan pesta sekiranya Rasulullah s.a.w. berjaya dihapuskan. Pada pandangan mereka adalah mudah untuk membunuh Nabi Muhammad s.a.w. yang dikasihi oleh Tuhan Yang Maha Esa serta sekalian penghuni langit. Padahal Allah s.w.t. tidak akan sekali-kali membiarkan kekasih-Nya diancam dan diperlakukan seperti binatang.
Dengan perasaan bangga, keesokan harinya di sebelah pagi, Abu Jahal pun terus pergi ke Kaabah iaitu tempat biasa Nabi Muhammad s.a.w. bersembahyang. Dengan langkahnya seperti seorang satria, dia berjalan dengan membawa seketul batu besar di tangan sambil diiringi oleh beberapa orang Quraisy yang rapat dengannya. Tujuan dia mengajak kawan-kawannya ialah untuk menyaksikan bagaimana nanti dia akan menghempapkan batu itu di atas kepala Nabi Muhammad s.a.w.

Sepanjang perjalanan itu dia membayangkan bagaimana keadaan Nabi Muhammad s.a.w. nanti setelah kepalanya dihentak oleh batu itu. Dia tersenyum sendirian apabila membayangkan kepala Nabi Muhammad s.a.w. pecah dan tidak bergerak lagi. Dan juga membayangkan bagaimana kaum Quraisy akan menyambutnya sebagai pahlawan yang telah berjaya membunuh musuh nombor satu mereka. Sebaik sahaja Abu Jahal tiba di perkarangan Masjidil Haram, dilihatnya Nabi Muhammad s.a.w. baru sahaja sampai dan hendak mengerjakan sembahyang. Dalam pada itu, Nabi Muhammad s.a.w. tidak menyedari akan kehadiran Abu Jahal dan kawan-kawannya di situ. Baginda s.a.w. tidak pernah terfikir apa yang hendak dilakukan oleh Abu Jahal terhadap dirinya pada hari itu.

Sebaik-baik sahaja Abu Jahal melihat Nabi Muhammad s.a.w. telah mula bersembahyang, dia berjalan perlahan-lahan dari arah belakang menuju ke arah Nabi Muhammad s.a.w. Abu Jahal melangkah dengan berhati-hati, setiap pergerakannya dijaga, takut disedari oleh Baginda s.a.w. Dari jauh kawan-kawan Abu Jahal memerhatikan dengan perasaan cemas bercampur gembira. Dalam hati mereka berkata, "Kali ini akan musnahlah engkau hai Muhammad." Sebaik sahaja Abu Jahal hendak menghampiri Nabi Muhammad s.a.w. dan menghayun batu yang dipegangnya itu, tiba-tiba secepat kilat dia berundur ke belakang. Batu yang dipegangnya juga jatuh ke tanah. Mukanya yang tadi merah kini menjadi pucat lesi seolah-olah tiada berdarah lagi. Rakan-rakannya yang amat ghairah untuk melihat Nabi Muhammad s.a.w. terbunuh, tercengang dan saling berpandangan.

Kaki Abu Jahal seolah-olah terpaku ke bumi. Dia tidak dapat melangkahkan kaki walaupun setapak. Melihatkan keadaan itu, rakan-rakannya segera menarik Abu Jahal dari situ sebelum disedari oleh Baginda s.a.w. Abu Jahal masih terpinga-pinga dengan kejadian yang dialaminya. Sebaik sahaja dia sedar dari kejutan peristiwa tadi, rakan-rakannya tidak sabar untuk mengetahui apakah sebenarnya yang telah berlaku. Kawannya bertanya, "Apakah sebenarnya yang terjadi kepada engkau, Abu Jahal? Mengapa engkau tidak menghempapkan batu itu ke kepala Muhammad ketika dia sedang sujud tadi?"

Akan tetapi Abu Jahal tetap membisu, rakan-rakannya semakin kehairanan. Abu Jahal yang mereka kenali selama ini seorang yang lantang berpidato dan menyumpah seranah Nabi Muhammad s.a.w., tiba-tiba sahaja diam membisu. Dalam pada itu, Abu Jahal masih terbayang-bayang akan kejadian yang baru menimpanya tadi. Dia seolah-olah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, malah dia sendiri tidak menyangka perkara yang sama akan berulang menimpa dirinya. Perkara yang sama pernah menimpa Abu Jahal sewaktu Nabi Muhammad s.a.w. pergi ke rumah Abu Jahal apabila seorang Nasrani mengadu kepada Baginda s.a.w. bahawa Abu Jahal telah merampas hartanya. Pada masa itu Abu Jahal tidak berani berkata apa-apa pada Baginda s.a.w. apabila dia terpandang dua ekor harimau menjadi pengawal peribadi Nabi Muhammad s.a.w.

Kemudian setelah habis mereka menghujani Abu Jahal dengan pelbagai soalan, maka Abu Jahal pun mula bersuara, "Wahai sahabatku! Untuk pengetahuan kamu semua, sebaik sahaja aku menghampiri Muhammad hendak menghempapkan batu itu ke kepalanya, tiba-tiba muncul seekor unta yang besar hendak menendang aku. Aku amat terkejut kerana belum pernah melihat unta yang sebegitu besar seumur hidupku. Sekiranya aku teruskan niatku, nescaya akan matilah aku ditendang oleh unta itu, sebab itulah aku berundur dan membatalkan niatku."

Rakan-rakan Abu Jahal berasa amat kecewa mendengar penjelasan itu, mereka tidak menyangka orang yang selama ini gagah dan beria-ia hendak membunuh Nabi Muhammad s.a.w. hanya tinggal kata-kata sahaja. Orang yang selama ini diharapkan boleh menghapuskan Nabi Muhammad s.a.w. dan pengaruhnya hanya berupaya bercakap seperti tin kosong sahaja. Setelah mendengar penjelasan dari Abu Jahal yang tidak memuaskan hati itu, maka mereka pun berkata kepada Abu Jahal dengan perasaan kehairanan, "Ya Abu Jahal, semasa kau menghampiri Muhammad tadi, kami memerhatikan engkau dari jauh tetapi kai tidak nampak akan unta yang engkau katakan itu. Malah bayangnya pun kami tidak nampak." Rakan-rakan Abu Jahal mula sangsi dengan segala keterangan yang diberikan oleh Abu Jahal. Mereka menyangka Abu Jahal sentiasa mereka-reka cerita yang karut itu, mereka mula hilang kepercayaan terhadapnya. Akhirnya segala kata-kata Abu Jahal mereka tidak berapa endahkan lagi.
Leia Mais

Menakjubkan Masjid Jin, Saksi Keimanan Sekelompok Jin

Menakjubkan Masjid Jin, Saksi Keimanan Sekelompok Jin 

 
Sekelompok Jin menyatakan keislamannya yang diterangkan dalam Alquran surah Jin ayat 1-2. "Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin mendengarkan Alquran. Lalu, mereka berkata:

"Sesungguhnya, kami telah mendengarkan Alquran yang menakjubkan, yang memberi petunjuk kepada jalan yang benar. Karena itu, kami memercayainya dan kami tidak akan mempersekutukan Allah SWT dengan siapa pun juga."

Peristiwa ini terjadi saat Rasul SAW bersama para sahabat sedang melaksanakan shalat Subuh.
Ketika itu, Rasul SAW membaca surah Ar-Rahman [55] ayat 1-78. Dalam surah Ar-Rahman ini terdapat beberapa ayat yang berbunyi, "Maka, nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" Ketika ayat ini dibacakan, para jin yang hadir saat itu langsung menjawabnya dengan kalimat, "Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami tidak mendustakan nikmat-Mu sedikit pun. Segala puji hanya bagi-Mu yang telah memberikan nikmat lahir dan batin kepada kami."

Ibnu Mas'ud menyatakan bahwa ia ikut menyaksikan malam turunnya ayat Jin ini. Rasulullah SAW bersabda, "Aku didatangi juru dakwah dari kalangan jin. Lalu, kami pergi bersamanya, dan aku bacakan Alquran kepada mereka."

Peristiwa ini terjadi di sebuah masjid
Masjid ini terletak di kampung Ma'la, tak jauh dari pekuburan kaum Muslim di Kota Makkah. Dan kini, masjid itu dinamakan dengan Masjid al-Jin atau Masjid al-Bai'ah. Sebab, di tempat inilah para jin berbaiat atau menyatakan keislaman mereka kepada Rasulullah SAW untuk beriman kepada Allah SWT dan Kitab-Nya.

Awal Mula Cerita
Masjid ini menjadi monumen terpenting antara Rasulullah SAW dan para jin. Konon pada saat itu, para Jin berencana menuju Tihamah. Namun, mereka mendengar bacaan Alquran. Mereka sangat takjub mendengarnya, dan kemudian berdialog dengan Rasulullah SAW, lalu menyatakan keimanannya. Mereka kemudian menyampaikan hal itu kepada kaum jin. Penyampaian para jin yang berbaiat dengan Rasul SAW itu diabadikan dalam Alquran surah Al-Ahqaf [46]: 29-32.

Dalam Asbab an-Nuzul karya Jalaluddin as-Suyuthi disebutkan sebab-sebab diturunkannya surah Al-Ahqaf ayat 29-32. Diriwayatkan dari Ibnu Abi Syaibah dari Ibnu Mas'ud. Ketika Rasulullah SAW sedang membaca ayat-ayat Alquran, ada beberapa jin (sejumlah riwayat menyebutkan jumlahnya ada sembilan jin dan sebagian lain menyebutkan tujuh jin) yang turut mendengarkan bacaan Alquran dari Rasulullah SAW. Kemudian, salah satu dari jin itu mengingatkan teman-temannya, "Diamlah, perhatikan bacaannya." Sesudah itu mereka kembali kepada kaumnya untuk mengingatkan mereka pada jalan yang benar.

Dalam kitab Ad-Durur al-Manshur disebutkan bahwa jumlah jin yang datang kepada Rasulullah SAW itu sebanyak tujuh jin. Sementara itu, menurut Ibnu Mas'ud sebagaimana dikutip Syekh Abdul Mun'im Ibrahim, dalam kitabnya Ma Qabla Khalqi Adam dan telah diterjemahkan dengan judul Adakah Makhluk Sebelum Adam? Menyingkap Misteri Awal Kehidupan, jumlah mereka sebanyak sembilan dan salah satu dari jin itu bernama Zauba'ah.

Responsif Dalam kitab Fath al-Bari bi syarh Shahih al-Bukhari bab Dzikru al-Jin disebutkan, pemimpin para jin itu bernama Wirdan. Para jin itu berasal dari Nasibain, yaitu sebuah daerah yang terletak di perbatasan antara Negara Irak dan Suriah, yaitu di dekat Mosul.

Menurut Abdullah ibnu Umar, ayat Alquran yang dibacakan Rasulullah SAW ketika itu adalah surah Ar-Rahman. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada bagiku selain golongan jin yang lebih baik dalam merespons surah Ar-Rahman daripada kalian."

Para sahabat bertanya, "Bagaimana bisa, ya Rasul?" Rasulullah menjawab, "Ketika aku membaca ayat `Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan,' para jin berkata, "Wahai Tuhan kami, tidak ada sedikit pun dari nikmat-Mu yang kami dustakan."

Dalam hadis ini, Rasulullah SAW mengajarkan kepada para sahabatnya mengenai bagaimana mereka (golongan jin) menafakuri dan menadaburi (menelaah dan mencerna) ayat-ayat Allah SWT. Ketika ayat Alquran menanyakan sesuatu, para Jin itu dengan cepat merespons pertanyaan Allah.

Sementara itu, para sahabat masih terdiam dan terpaku mendengarkan ayat-ayat tersebut. Para jin lebih respek terhadap ayat yang banyak menggunakan kalimat istifham (pertanyaan) daripada manusia. Namun, diamnya para sahabat dalam merespons ayat Alquran ini masih lebih baik dibandingkan dengan orang - orang kafir Quraisy yang enggan mengimani dan meyakini kebenaran Alquran dan ajaran Islam.

Teguran Menurut Syauqi Abu Khalil dalam Atlas Al-Qur'an, surah Jin dan Al-Ahqaf itu memberikan teguran kepada orang orang kafir Quraisy dan Arab di Makkah yang terlambat merespons keimanan.

Mengherankan, jin yang notabene bukan berasal dari golongan manusia lebih cepat dalam menerima dan merespons dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW daripada..........ORANG KAFIR
Leia Mais

Followers

 

Islam itu Indah dan Menentramkan

Ingatlah 5 sebelum datangnya 5 yakni: 1). Kehidupanmu sebelum datang matimu 2). Kesehatanmu sebelum datang sakitmu 3). Waktu luangmu sebelum datang kesibukanmu 4). Masa mudamu sebelum datang masa luangmu 5). Kekayaanmu sebelum datang kemiskinanmu

by Moslem Power andyrcm